Rabu, 23 Agustus 2017

Ini Manfaat Dibalik Baunya Petai

Petai bisa dibilang sama tapi seperti durian. Bagi beberapa orang, rasanya enak, tapi tidak tahan dengan bau.

Hanya saja durian bisa lebih 'beruntung' dibanding petai karena aromanya tidak terlalu awet. Petai yang termasuk suku legiun paling sering dihindari dalam penyajian makanan karena bau busuk di mulut panjang.

Tak hanya itu, aroma petai juga biasanya menempel pada urine yang dipancarkan oleh seseorang.

Di balik aroma sangat dihindari dan tidak jarang dianggap plebed, namun nyatanya petai telah memasuki arena internasional.

Lihat juga: Opor dan Sambal Goreng Petai Lebaran Menu Favorit Tjahjo

"Sudah banyak wisatawan asing mulai menghargai petai," kata Imam Wibowo chef Ragil untuk www.sehat-ituaku.com ketika Culinary Journey 2017 di JW Marriott Hotel di Jakarta Selatan, Rabu (2/8).

Diakui Ragil, wisatawan rupanya ketagihan makan petai. Hanya diakui, semua ini tak lepas dari cara menyajikan makanan.

"Yang penting adalah bagaimana proses petai, sehingga dapat diproses untuk diterima secara internasional, setelah saya memberikan tempoyak, petai dan durian dalam makanan yang mereka (turis asing) tidak tahu spesies, tapi akhirnya bisa melihat" katanya .

Lihat juga: Sambal Petai, Makanan Favorit Hamish Daud

Ragil tidak petai pada menu yang sulit untuk para tamu di restorannya. Biasanya, disajikan dengan irisan cabai atau disajikan secara utuh tanpa diolah lagi.

Saat melihat apresiasi yang diberikan oleh para tamu restorannya, Ragil menilai jika bahasanya telah dinikmati dan telah menerima kehadiran petai. Hanya saja tidak semua wisatawan mancanegara bisa menerimanya.

Petai diterima oleh turis Asia. Sebaliknya, wisatawan Eropa dan Amerika masih belum banyak yang menyukai petai.

Lihat juga: Petai bisa membuat Anda lebih rileks

Ini bukan hanya soal selera. Ragil mengatakan, Petai memiliki manfaat kesehatan yang harus diketahui oleh masyarakat meski tidak ada catatan resmi di dunia kesehatan.

Antioksidan dalam petai dianggap membantu mengurangi penyakit dalam tubuh. Bau petai juga dianggap sebagai zat untuk memecah partikel penyakit yang tidak menyenangkan.

"Antioksidan yang tinggi, dapat mengecilkan tumor tetapi belum terakreditasi medis Ada sebuah pembelajaran mengapa ayah kuno langka sekali terkena penyakit seperti sekarang herbalis, setelah memeriksa sering makan sayuran, petai dan jengkol" kata .

"Sang dukun mengatakan sesuatu yang berbau bisa merusak partikel buruk penyakit ini," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar